Kaesang adalah putri dari negara bagian Khun, yang kediaman utamanya adalah Khunggok, Desa Khun VIII.

Suaminya adalah Khun Chin, putra mahkota Khunggok.

Upacara pernikahan mereka merupakan acara rumit yang mencerminkan kekuatan dan kekayaan kerajaannya.

Itu juga mengirimkan pesan persatuan dan persaudaraan ke kerajaan tetangga.

Upacara pernikahan terdiri dari beberapa ritual, seperti tarian, musik, dan pembakaran dupa.

Setelah itu, mereka semua berpesta dengan makanan lezat, termasuk ikan segar dan ayam yang dimasak dengan saus anggur.

Kedua belah pihak mengikuti kemeriahan dengan tarian, nyanyian dan bentuk kemeriahan lainnya.

Kedua belah pihak melakukan tarian sebelum memasuki istana mereka sehingga kedua belah pihak dapat memberi salam satu sama lain dengan pesta bukannya perkelahian seperti sebelumnya.

Hal ini juga mereka lakukan agar masyarakat mengetahui pihak mana yang menampilkan tarian yang mana sehingga dapat mengapresiasi kompleksitas dan keindahan tarian tersebut.

Tarian ini menunjukkan penghormatan terhadap kenegaraan kedua belah pihak karena menunjukkan persatuan antar kerajaan sekaligus mengakui individualitas antar negara.

Setelah pertunjukan ini, kedua belah pihak memasuki istana mereka di mana mereka bermalam untuk mempersiapkan pernikahan mereka keesokan harinya.

Bagian selanjutnya dari pernikahannya melibatkan erina, teman dekat kaesang sejak kecil.

Dia mengenakan sari merah muda dengan tambalan emas dijahit di atasnya dan memakai aksesoris merah muda seperti anting-anting dan simbal jari.

Dia juga memakai lipstik merah muda dan bedak untuk menutupi bintik-bintik wajahnya.

Pengawalnya mengenakan sari biru dengan ikat pinggang biru dan serban biru agar serasi.

Mereka juga membawa pedang biru dan kipas biru untuk melengkapi seragam biru mereka.

Dengan begitu, baik kaesang maupun erina ikut saling menghiasi penampilan untuk upacara pernikahan.

Bagian terpenting dari pernikahan kaesang adalah prosesi pernikahannya.

Pembantunya membawanya melalui ibu kota dengan kereta kuda berhias mewah.

Mereka mendKalianninya dengan sari putih yang indah dengan sulaman emas dan permata menghiasinya.

Mereka juga menata rambut panjangnya yang indah dengan permata dan mutiara yang tergantung di sana.

Dia duduk di gerbong ini sementara pengawal kerajaannya berjalan di sampingnya dengan pedang terhunus di sisinya.

Saat mereka melewati jalan-jalan, orang-orang membungkuk padanya dan mengagumi kecantikannya.

Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap posisi kaesang sebagai calon ratu Khunggok.

Dengan melakukan prosesi ini, kaesang secara simbolis mengikatkan dirinya kepada suaminya melalui pernikahan hanya di bawah perlindungan tentara negaranya.

Pernikahan Kaesang Dan Erina dimulai saat kedua belah pihak tiba di negara masing-masing.

Setiap pasangan kemudian berjalan ke istana raja di mana mereka diterima oleh raja sendiri atau wakilnya.

Raja-raja ini mewakili negara mereka selama pertunjukan tamu mereka di gerbang istana sehingga mereka dapat masuk tanpa halangan atau gangguan dari kekuatan musuh di luar wilayah mereka.

PERNIKAHAN KAESANG DENGAN SAHABAT MASA KECILNYA, ERINA, MENJADI SALAH SATU PERISTIWA PALING BERKESAN DI SURABAYA.

Pernikahan tersebut dihadiri oleh banyak bangsawan terkenal dan berpengaruh seperti Sultan Siak, Nyantai Raja Putri, Radja Prabawa dan Nyantai Raja.

Konsul Inggris dan keluarganya bahkan melakukan perjalanan ke Surabaya untuk menyaksikan pernikahan akbar ini.

Acara itu begitu dirayakan sehingga orang-orang kesulitan menahan kegembiraan mereka.

Pernikahan itu merupakan perayaan cinta dan kesetiaan meskipun ada perbedaan kelas.

Keesokan harinya, kedua mempelai menaiki kapal mewah bernama Ratu Sophia untuk berbulan madu.

Mereka singgah di Batavia sebelum mengakhiri perjalanannya di Palembang, Kesultanan Malaka (sekarang dikenal sebagai Malawi).

Dari sana, mereka melanjutkan perjalanan ke Palembang di mana mereka tinggal selama satu bulan sebelum kembali ke Surabaya.

Kaesang dan Erinagudono tiba kembali di Surabaya pada Selasa, 17 Maret setelah menghabiskan waktu empat bulan terpisah satu sama lain.

Mereka disambut di dermaga oleh kerumunan tamu yang sangat gembira yang membantu mereka turun dan membawa mereka ke rumah mereka di dalam kota bertembok.

Pengantin baru menghabiskan seminggu yang tenang di rumah Kaesang di dalam kota bertembok sebelum menuju ke bekas Santo Agustinus untuk tinggal resmi selama tujuh bulan.

Pada hari Senin tanggal 5 Februari 1683, Kaesang dan Erinagudono menikah di Katedral Surabaya.

Kedua mempelai mengenakan kain satin putih yang indah dengan sulaman emas.

Kaesang mengenakan gaun satin putih dengan renda emas sedangkan Erina mengenakan gaun satin biru dengan motif bunga emas.

Pengiring pengantin berpakaian serupa dalam balutan satin putih dengan motif bunga emas.

Pengiring pria semuanya adalah bangsawan kaya yang mengenakan satin putih yang dirancang dengan indah dengan sulaman bunga emas.

Setiap pengantin baru juga menerima kantong beludru mahal dengan sepatu yang serasi untuk melengkapi pakaian pernikahan tradisional mereka.

 Sekembalinya mereka ke rumah, Kaesang mengetahui bahwa dia mengandung anak pertamanya.

Dia awalnya mengandung anaknya selama bulan madu tetapi keguguran setelah empat bulan kehamilan.

Kali ini terbukti lebih mudah karena dia tahu apa yang diharapkan dan telah mempersiapkan dirinya secara emosional sebelumnya.

Kehamilannya berjalan relatif lancar kali ini karena dia dan suaminya lebih berhati-hati selama kehamilannya.

Ketika bayi perempuan Kaesang akhirnya lahir, dia membaptisnya Kecik Anna karena dia terlihat seperti bibi keSayangannya Anna.

Faktanya, anak itu sangat mirip dengan Bibi Anna sehingga orang-orang mulai memanggil gadis itu Anna juga!

Pernikahan Kaesang adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana cinta yang kuat dapat mengatasi rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi; kesetiaan dapat mengatasi perbedaan kelas- karena kedua bangsawan setia ini muncul di rumah masing-masing selama perpisahan mereka.

Acara itu begitu dirayakan sehingga orang-orang mengalami kesulitan menahan kegembiraan mereka karena kedua teman masa kecil ini menyegel ikatan pernikahan abadi mereka selamanya.