Penulis puisi ini tidak diketahui tetapi tokoh utamanya adalah seorang gadis muda bernama Natasha.

Dia adalah seorang gadis kecil yang tinggal di Rusia dan mengalami kerasnya perang.

Puisi ini menangkap pikiran dan emosinya selama waktu itu.

Dia mengungkapkan kesedihannya atas kematian ayahnya, dan kegembiraannya atas keselamatan ibunya dalam perang.

Dia juga menangkap kemarahannya pada para prajurit karena telah mengambil ayahnya darinya.

Dengan menangkap perasaan yang berbeda ini, dia mengungkapkan sakit hati dan siksaan yang ditimbulkan oleh perang terhadap anak-anak yang tidak bersalah.

 Inti dari puisi ini adalah kesedihan Natasha atas kepergian ayahnya yang tidak dapat dijelaskan.

Pada awalnya, dia mengungkapkan kebahagiaannya saat bertemu dengannya lagi meskipun dia canggung.

Ketika dia berbicara dengannya, dia merasa 'tertahan di luar angkasa.' Kegembiraannya atas kehadirannya dengan cepat digantikan oleh rasa kehilangan yang intens ketika dia tiba-tiba menghilang lagi.

Beberapa baris kemudian dia mulai meratapi nasibnya: 'Oh! bagaimana Saya akan hidup tanpa Papa Saya?\\/ Bagaimana Saya akan menanggungnya tanpa Papa Saya terSayang?' Dari pembukaan yang mengharukan ini, Natasha mengilustrasikan bagaimana bahkan seorang gadis muda dapat mengekspresikan emosi manusia yang mendalam melalui metafora puitis.

Mengekspresikan emosi yang begitu kuat seperti yang dia lakukan, dia jelas merindukan persahabatan kedua orang tuanya.

Di sini, dia menampilkan dirinya sebagai burung muda dengan satu kaki di udara dan satu di tanah- tidak dapat berdiri tegak tanpa dukungan dari ayahnya.

 MESKIPUN NATASHA AWALNYA BERDUKA ATAS KETIDAKHADIRAN AYAHNYA, DIA KEMUDIAN MENGUNGKAPKAN KEPAHITAN ATAS KEMATIANNYA.

Pada tahap perjalanan hidupnya ini, dia tidak lagi melihatnya sebagai sumber kenyamanan tetapi sebagai sumber stres dan kesedihan.

Dia merasa sangat marah ketika mengingat bagaimana dia berjanji untuk menemani mereka ke Saint Petersburg tetapi tidak melakukannya.

Di sini, baik kemarahan maupun kesedihan mengesampingkan perasaan kehilangan atau persahabatan yang tersisa dari hubungannya dengan pria itu.

Sebaliknya, sekarang setelah dia pergi, dia merasa lebih terisolasi dari sebelumnya di dunia yang bermusuhan ini.

 Melalui pemikiran pedih ini, Natasha menyampaikan banyak kebenaran penting tentang kehidupan di lingkungan masa perang.

Dia mengilustrasikan bahwa tidak semua orang yang berkembang selama masa perang benar-benar memiliki kehidupan yang lebih baik daripada mereka yang menderita.

Bahkan, beberapa orang justru lebih terpuruk karena tidak tahan lagi melihat orang yang mereka cintai menderita.

Pada akhirnya, adalah wajar untuk berpegang teguh pada apa yang biasa terjadi di saat-saat seperti ini.

Namun, jika orang melepaskan apa yang paling mereka hargai - baik itu materi atau emosional - mereka dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang lebih besar daripada yang pernah mereka ketahui sebelumnya.